Penulispunya 480 jawaban dan 267,9 rb tayangan jawaban 3 thn. Dari sudut pandang netral, "takut akan Tuhan menurut Alkitab atau berbagai Kitab lain yang dianggap "Suci" itu sebenarnya merupakan bahan pengondisian tambahan agar orang beriman yang bersangkutan bertambah terikat dengan sistem kepercayaan atau agamanya masing-masing.
Salah satu persyaratan Allah ialah takut akan Dia ialah menghormati Dia. Ada dalam Alkitab, Maka sekarang, hai orang Israel, apakah yang dimintakan dari padamu oleh TUHAN, Allahmu, selain dari takut akan TUHAN, Allahmu, hidup menurut segala jalan yang ditunjukkan-Nya, mengasihi Dia, beribadah kepada TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu, berpegang pada perintah dan ketetapan TUHAN yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, supaya baik keadaanmu Ulangan 1012-13. Allah mengajarkan mereka yang takut akan Dia. Ada dalam Alkitab,Siapakah orang yang takut akan TUHAN? Kepadanya TUHAN menunjukkan jalan yang harus dipilihnya Mazmur 2512. Takut akan Allah membawa hikmat. Ada dalam Alkitab,Permulaan hikmat adalah takut akan TUHAN, dan mengenal Yang Mahakudus adalah pengertian Amsal 910. Takut akan Tuhan lebih berharga daripada kekayaan. Ada dalam Alkitab,Lebih baik sedikit barang dengan disertai takut akan TUHAN dari pada banyak harta dengan disertai kecemasan Amsal 1516. Takut akan Tuhan memberikan perlindungan bagi anak-anak. Ada dalam Alkitab,Dalam takut akan TUHAN ada ketenteraman yang besar, bahkan ada perlindungan bagi anak-anak-Nya. Takut akan TUHAN adalah sumber kehidupan sehingga orang terhindar dari jerat maut Amsal 1426-27.
Tapipuji Tuhan, 2 atau 3 tahun terakhir ini saya menemukan alasan yang saya pikir masuk akal dan berharap bisa diterima banyak orang. Jawabannya adalah, karena pada saat kita membeli (belanja) pada hari Sabat, secara tidak langsung kita menyuruh orang lain untuk tetap bekerja pada hari Sabat sedangkan pada saat yang sama kita menjadi orang yang berdiri paling depan mengajak orang lain untuk
Pertanyaan Jawaban Bagi orang yang tidak percaya, takut akan Allah adalah takut kepada penghakiman Allah dan kematian kekal, yang merupakan pemisahan untuk selama-lamanya dari Allah Lukas 125; Ibrani 1031. Bagi orang percaya, takut akan Allah lebih mengenai sesuatu yang sama sekali berbeda. Rasa takut dari orang-orang percaya adalah rasa hormat kepada Allah. Ibrani 1228-29 adalah gambaran yang baik untuk hal ini. “Jadi, karena kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan, marilah kita mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut. Sebab Allah kita adalah api yang menghanguskan.” Rasa hormat dan takjub inilah arti dari “takut akan Allah” bagi orang-orang Kristen. Inilah faktor yang memotivasi kita untuk berserah pada sang Pencipta alam semesta. Amsal 17 mengatakan, “Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan, ….” Kecuali kalau kita memahami siapakah Allah itu, dan mengembangkan rasa takut yang penuh hormat kepadaNya, kita tidak akan memiliki kebijaksanaan yang sejati. Ulangan 1012, 20-21 mencatat, “ "Maka sekarang, hai orang Israel, apakah yang dimintakan dari padamu oleh TUHAN, Allahmu, selain dari takut akan TUHAN, Allahmu, hidup menurut segala jalan yang ditunjukkan-Nya, mengasihi Dia, beribadah kepada TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu. … Engkau harus takut akan TUHAN, Allahmu, kepada-Nya haruslah engkau beribadah dan berpaut, dan demi nama-Nya haruslah engkau bersumpah. Dialah pokok puji-pujianmu dan Dialah Allahmu, yang telah melakukan di antaramu perbuatan-perbuatan yang besar dan dahsyat, yang telah kaulihat dengan matamu sendiri.” Takut akan Allah adalah dasar bagi kita untuk mengikuti jalanNya, melayani Dia, dan, terutama, mengasihi Dia. Banyak yang memiliki kecenderungan untuk merendahkan bobot dari “takut akan Allah” bagi orang percaya sebagai sekedar “menghormati” Allah. Walaupun rasa hormat jelas termasuk dalam konsep takut akan Allah, namun takut akan Allah lebih dari itu. Bagi orang percaya, rasa takut akan Allah, yang alkitabiah, termasuk memahami betapa besar kebencian Allah terhadap dosa, dan takut akan penghakimanNya terhadap dosa – juga dalam hidup orang percaya. Ibrani 125-11 menggambarkan disiplin Allah bagi orang percaya. Sekalipun hal itu diakukan dalam kasih Ibrani 126, hal itu tetaplah menakutkan. Hal yang sama juga berlaku dalam hubungan kita dengan Allah. Kita perlu takut akan disiplin dariNya, dan karena itu berusaha menghidupi kehidupan kita dengan cara yang berkenan kepadaNya. Orang-percaya tidak merasa “ketakutan” kepada Allah. Tidak ada alasan bagi kita untuk merasa ketakutan kepadaNya. Kita memiliki janjiNya bahwa tidak ada sesuatupun yang dapat memisahkan kita dari kasihNya Roma 838-39. Kita memegang janjiNya bahwa Dia tidak akan pernah meninggalkan kita atau mengabaikan kita ibrani 135. Takut akan Allah berarti memiliki rasa hormat hingga berdampak kepada cara hidup kita. Takut akan Allah lebih mengenai menghormatiNya, tunduk kepada disiplinNya, dan menyembahNya dengan takjub. English Kembali ke halaman utama dalam Bahasa Indonesia Apa artinya “takut akan Allah”?
Kumpulangambar tentang gambar tuhan yesus terbaru, klik untuk melihat koleksi gambar lain di kibrispdr.org. Dia baru saja memberikan kesaksian kepada saya dan arang saya akan merekam hal ini. Oct 06, 2021 · ilustrasi dapat berupa gambar tangan atau digital atau kombinasi dari keduanya / desain grafis.
Bacaan Filipi 21-11 Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri; - Filipi 23 Sebuah baut kecil bersama ribuan baut seukurannya dipasang untuk menahan lempengan-lempengan baja di lambung sebuah kapal besar. Saat melintasi samudera Hindia yang ganas, baut kecil itu terancam lepas. Hal itu membuat ribuan baut lain terancam lepas pula. Baut-baut kecil lain berteriak menguatkan, "Awas! Berpeganglah erat-erat! Jika kamu lepas kami juga akan lepas!" Teriakan itu didengar oleh lempengan-lempengan baja yang membuat mereka menyerukan hal yang sama. Bahkan seluruh bagian kapal turut memberi dorongan semangat pada satu baut kecil itu untuk bertahan. Mereka mengingatkan bahwa baut kecil itu sangat penting bagi keselamatan kapal. Jika ia menyerah dan melepaskan pegangannya, seluruh isi kapal akan tenggelam. Dukungan itu membuat baut kecil kembali menemukan arti penting dirinya di antara komponen kapal lainnya. Dengan sekuat tenaga, ia pun berusaha tetap bertahan demi keselamatan seisi kapal. Sayang, dunia kerja seringkali berkebalikan dengan ilustrasi di atas. Kita malah cenderung girang melihat rekan sekerja "jatuh", bahkan kita akan merasa bangga apabila kita sendiri yang membuat rekan kerja gagal dalam tanggung jawabnya. Jika itu dibiarkan, artinya perpecahan sedang dimulai dan tanpa sadar kita menggali lubang kubur sendiri. Apa yang disebut gaya hidup seorang Kristen seakan tidak berlaku di tempat kerja. Padahal setiap tindakan yang kita lakukan akan selalu disorot oleh Sang Atasan. Bagaimana sikap kita dengan rekan kerja? Mungkin saat rekan kerja menghadapi masalah, kita menganggap itu risiko yang harus ia hadapi sendiri. Tapi sebagai tim, kegagalan satu orang akan selalu membawa dampak pada keseluruhan. Jadi mengapa kita harus saling menjatuhkan? Bukankah hasilnya tentu jauh lebih baik jika kita saling mendukung dan bekerjasama menghadapi persoalan? Kristus mengajarkan bahwa kita adalah satu tubuh. Jika satu anggota mengalami masalah, yang lainnya harus mendorong dan menguatkannya. Jangan sampai masalah yang dialami rekan kerja malah membuat kita senang. Tapi baiklah kita berseru, "Berpeganglah erat-erat! Tanpa kamu, kami akan tenggelam!" Kegagalan atau kesuksesan rekan sekerja akan selalu mempengaruhi diri kita juga FRom Renungan harian SpiritMalaikatTuhan kemudian menghampiri Yusuf lewat mimpi untuk mengkonfirmasi bahwa Maria memang mengandung dari Roh Kudus, sehingga ia tidak boleh memutuskan pertunangannya dengan Maria. Ketakutan tidak pergi begitu saja dari hati Yusuf. Namun, ia memutuskan untuk tetap menaati perintah Tuhan yang disampaikan oleh malaikat tersebut.Teks: Yosua 1: 1-9 Pendahuluan: Dalam pasal satu ini Tuhan berbicara dengan Yosua sebanyak 4 kali tentang: "Kuatkan dan teguhkanlah hatimu." Dan dalam ayat 6 secara khusus Tuhan memerintahkan Yosua untuk memimpin bangsa Israel, dikatakan: "Sebab engkaulah yang akan memimpin bangsa ini." Saya memahami bahwa hal inilah yang membuat Yosua sangat ketakutan dan tertekan (tawar hati
SebabTUHAN, Dia sendiri akan berjalan di depanmu, Dia sendiri akan menyertai engkau, Dia tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau; janganlah takut dan janganlah patah hati. Tuhan tidak akan meninggalkan kita sendirian saat dalam masalah. Dia akan menuntun kita melewati tahap demi tahap problema yang kita hadapi apabila
.